Studi Kasus - Studi Kasus

Case Studies 1 - TALENT MANAGEMENT

Klien kami adalah sebuah Perusahaan Petrokimia di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1997, beberapa waktu lalu datang kepada kami dengan kebutuhan bagaimana mengelola karyawannya yang berpotensi dan mencegah mereka dari “pembajakan”? Mereka sedang mengalami TURN OVER yang tinggi dan kesulitan untuk mengantisipasi bagaimana melakukan RETAINING bagi “Key Person”-nya.

Tantangan

Bagaimana Perusahaan bisa melakukan RETAINING PROGRAM: menjaga atau memelihara “Key Person”-nya supaya tidak dibajak oleh Perusahaan Petrokimia asing yang siap membayar dolar kepada karyawannya. Bagaimana Perusahaan ini mampu menyiasatinya?

Klien kami tentunya akan mengalami kesulitan apabila harus meningkatan nilai kompensasinya supaya bisa menahan karyawannya tidak keluar (mengundurkan diri).

Mereka datang dan meminta saran kepada kami, bagaimana melakukan TALENT MANAGEMENT yang efektif dalam konteks permasalahan ini.

Solusi

Kami segera melakukan evaluasi atas Compensastion & Benefit Policy mereka, melihat setting & context yang ada di lingkungan perusahaan. Kami pelajari juga potensi sosial budaya di lingkungan perusahaan serta mempelajari CSR Policy perusahaan tersebut yang dapat kami jadikan dasar dalam Retaining Program Perusahaan.

Community policy yang ada adalah:

  1. Care and build good relationship.
  2. Establish good image and reputation.

Berdasarkan analisa dan pengamatan kami atas kondisi dan situasi yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Kebanyakan karyawan atau key person yang berpotensi “dibajak” adalah pria atau kepala keluarga.
  2. Peran keluarga (istri dan anak) sangat kuat dalam mempengaruhi seorang kepala keluarga mengambil keputusan untuk bekerja di luar negeri, dengan konsekuensi meningggalkan istri dan anak-anak.

Maka kami rancang sebuah pendekatan holistik untuk retaining program yang akan dijalankan Klien yaitu:

  1. Menyusun & melaksanakan rangkaian program pengembangan kualitas hubungan suami & istri bagi karyawan dalam bentuk seminar-seminar keluarga yang membahas apa dan bagaimana memiliki keluarga berkualitas.
  2. Menyusun dan melaksanakan program pengembangan potensi bagi anak-anak mereka, mulai dari mengenali potensi anak hingga meningkatkan kualitas komunikasi orangtua dan anak.

Tujuan dari kedua program tersebut di atas untuk membangun citra perusahaan yang care atas kebutuhan karyawannya, yangmana tidak tertuju hanya pada pengembangan kemampuan teknisnya, tetapi juga memperhatikan hubungan yang baik (good relationship) di dalam keluarganya.

Hasil

Setelah dijalankan beberapa waktu, maka angka turn over dapat turun, terbangun nilai-nilai yang kondusif bahwa perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawan, bukan semata kebutuhan materi tetapi kebutuhan psikologis.

Terbangunnya loyalitas karyawan karena pasangan dan anak-anak merasakan kenyamanan dan kedekatan hubungan antara manajemen dan keluarga karyawan.

Namun sekali lagi semua program seperti ini membutuhkan keteguhan komitmen dan konsistensi, peningkatan kualitas program ditentukan oleh seberapa besar perusahaan ingin melakukan investasi dalam pengembangan kesejahteraan karyawan secara holistik.